Kamis, 28 Maret 2013

Menangani Anak Hypersensitive

Si kecil mudah tersinggung jika dijahili teman? Mudah sekali menangis jika ada peristiwa yang tidak mengenakkan pada orang lain atau pada dirinya? Sulit bersosialisasi dengan teman baru atau lingkungan baru?
Kemungkinan anak yang hypersensitive, yaitu kepekaan yang berlebihan terhadap lingkungan. Anak
yang memiliki kepekaan yang lebih tinggi dibandingkan anak lain, menurut psikolog Sani B Hermawan, Psi.,  Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani , adalah anak hypersensitive . “Kepekaan ini bisa ditujukan pada diri sendiri ataupun pada orang lain. Misalnya seorang anak bisa merasakan kesedihan temannya ketika barang miliki teman tersebut hilang (kepekaan ke luar), atau anak yang mudah tersinggung ketika ia diisengi temannya (kepekaan ke dalam),” jelas Sani.
Menghadapi anak yang hypersensitive sangat diperlukan ketelatenan, dan sikap konsisten dalam membentuk sikapnya yang sangat sensitiv tersebut bisa menjadi sikap yang lebih positif. Meskipun sebenarnya tidak terlalu buruk jika anak memiliki kepekaan yang tinggi terhadap lingkungannya. Akan tetapi menjadi masalah jika kepekaannya yang berlebihan itu mengganggu dalam sosialisasi atau pergaulan anak dengan teman, dengan situasi yang tidak menyenangkan, atau bahkan dengan lingkungan baru.
Kepekaan yang mendalam pada ank hypersensitive ini sebenarnya bisa diasah menjadi hal yang positif berkaitan dengan Emosional Quetion (EQ). Misal dalam hal bersikap empati, simpati, sangat perhatian terhadap orang lain, menolong teman. Penyebab anak menjadi hypersensitive berasal dari kombinasi antara faktor bawaan dan lingkungan. Menurut Sani faktor lingkungan menjadi pengaruh besar dalam membentuk karakteristik anak. Misal pola asuh otoriter, orang tua yang pencemas, selalu khawatir, perceraian bisa menjadi salah satu penyebab anak menjadi hypersensitive.
Beberapa cara untuk menangani anak hypersensitive menjadi sikap yanglebih  positif :
- Menberikan pola asuh yang demokrtis, mendengarkan pendapat anak, bersikap adil, memberi kesempatan anak untuk mengungkapkan perasaannya.
- Ajari anak untuk mampu mengatasi segala permasalahannya sendiri dengan teman, dan bantu anak untuk beraani mengungkapkan perasaan. Misal, perasaan tidak suka saat dijahili atau dganggu teman.
- Orang tua harus menjadi role model yang baik bagi anak, karena perilaku orang tua akan selalu ditiru. Orang tua pencemas atau panik akan menjadikan anak menjadi penakut, pencemas.
- Membangun kepercayaan pada anak terhadap lingkungannya. Bangun kepercayaan diri anak bahwa dirinya memiliki kelebihan dan mampu mengatasi segala hal yang tidak disukainya.

sumber : http://irma-perkembangananak.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar